WELCOME TO RIRIN BLOG
Myhafiezers

Senin, 29 April 2013

Artis Korea Kesukaan Q Siwon





Profil dan Fakta Siwon Super Junior. Pria bernama lengkap Choi Siwon ini merupakan seorang aktor dan penyanyi group boyband Super Junior asal Korea Selatan. Siwon adalah salah satu dari empat artis Korea pertama yang muncul di perangko Cina. Dilahirkan di sebuah keluarga Protestan yang taat di Korea. Keluarganya memiliki salah satu jaringan supermarket terbesar di Seoul, juga perusahaan di Jepang. (*dengan kata lain, Siwon adalah anak pengusaha yang kaya raya). Ingin tahu apa saja fakta menarik tentang pria tampan satu ini? yuk langsung aja dibaca.




Fakta Siwon
  • Siwon mengikuti audisi SM Entertainment pada tahun 2003, saat usianya 16 tahun
  • Awalnya ayah Siwon tidak setuju kalau Siwon berkarir di dunia hiburan
  • Siwon mulai mengambil privat menyanyi, menari dan akting, setelah dia mendengar tentang SM Entertainment
  • Hobi Siwon adalah menyanyi, menari, menonton film, taekwondo, dan bermain drum
  • Siwon menguasai bahasa Korea, Inggris, dan Mandarin
  • Tipe wanita ideal Siwon adalah wanita yang memiliki mata yang indah (*berwarna hijau), dan berkeyakinan yang sama
  • Siwon adalah member Super Junior yang paling tampan (*menurut para penggemar dan member Suju lainnya)
  • Siwon sangat jago taekwondo, memegang sabuk hitam
  • Siwon sebenarnya lahir pada tahun 1986, tapi orangtuanya mendaftarkan namanya pada tahun 1987
  • Saat membintangi drama Oh! My Lady, yang berperan sebagai putrinya Siwon, memang memanggil ayah padanya (*LOL)
  • Sangat dekat dengan Choi Soo Young Girls’ Generation, karena memiliki kesamaan nama dan ulang tahun yang sama. mereka sering dianggap sebagai sepasang kekasih
  • Badan Siwon yang sangat atletis sangat pas seperti penjaga pantai menurut produsen drama Poseidon (*LOL)
  • Siwon merupakan orang yang cukup disegani di Korea (*tampan, kaya, pintar, terkenal. wajar aja kan)
  • Saat mengadakan konferensi pers di Seoul SS4, Leeteuk berkata “8 dari 10 bungan disini adalah untuk Siwon” lalu Shindong dan Kyuhyun menambahkan “sepertinya ini adalah konser Siwon sendiri, bukan konser Super Junior” (*LOL)
  • Siwon adalah selebriti Korea pertama yang melampaui 1 juta followers di Twitter, dan semakin lama semakin bertambah bahkan tiap per jamnya
  • Account Twitter Siwon dibuat pada 23 Maret 2010
  • Siwon tergabung kedalam Super Junior dan Super Junior M
  • Siwon adalah Image dari Super Junior (*dengan kata lain, Siwon adalah maskot nya)
Profil Siwon
Nama : Siwon
Nama Asli : Choi Si Won
Posisi di group : Vokalis
Tanggal Lahir : 7 April 1986 (*menurut catatan sipil = 10 Februari 1987)
Tempat Lahir : Seoul, Korea Selatan
Tinggi : 183 cm
Berat : 65 kg
Golongan Darah : B
Zodiak : Aries
Pendidikan : Dae Hyun Institute, Inha University
Agensi : SM Entertainment
Twitter : http://twitter.com/siwon407

Serial TV/Film
  • Extravagant Challenge (GTV, 2011)
  • Poseidon (KBS, 2011)
  • Athena (KBS, 2010)
  • Oh! My Lady (SBS, 2010)
  • Stage of Youth (CCTV2, 2009 - Guest Star, Episode 12)
  • Legend Of Hyang Dan (MBC, 2007)
  • Spring Waltz (KBS, 2006)
  • 18 vs. 29 (KBS, 2005)
  • Precious Family (KBS2, 2004)
  • Parent's Approval (KBS)
  • Charnel Boy (KBS)
  • Attack on the Pin Up Boys (2007)
  • Battle of Wits (2006)
  • Charamel Boy (2005)





 


Cerpen Persahabatan Sejati adalah cerpen cinta yang berceritakan seorang dengan sahabat sejati yang tidak di makan oleh usia jaman. seperti lagu berbunyi persahabatan seperti kepompong mulai jadi ulat akan jadi kupu kupu itu merupakan kata kata bijak persahabatan yang sangat erat dan tidak bisa di pisahkan setelah update cerpen islami

buat sobat yang pengen membaca cerpen persahabatan yang berjudulkan sahabat sejati yang di ambil dari sumber cerita-anak.blogspot.com. cerpen persahabatan ini berceritakan sahabat juga bisa seperti kedekatan tapi melebihi seorang teman dan pacar.




“Amanda, Amanda, tunggu aku sebentar”.
Sekolah baru saja usai, Amanda sedang berjalan pulang ketika mendengar suara seseorang memanggilnya. Dia menoleh ke belakang. Terlihat Nisa berlari mengejarnya dengan tergopoh-gopoh.
“Ada apa Nisa?”, tanya Amanda keheranan.

“Begini, aku mau mengembalikan ini”, kata Nisa sambil mengangsurkan sebuah tas plastik kepada Amanda.
Amanda, melihat isi tas plastik tersebut, lalu bertanya, “Lho, kenapa dikembalikan, kamu tidak suka sepatu ini ya?”
“Tidak, ee..., maksudku, aku suka sepatu itu.”

“Lantas mengapa sepatu ini kamu kembalikan kepadaku, apakah kamu tidak memerlukannya?”, tanya Amanda menyelidik.
“Sebenarnya aku sangat memerlukan sepatu itu, tapi....”, suara Nisa terhenti, dia ragu-ragu untuk meneruskannya.
“Tapi apa Nisa?”, tanya Amanda lagi.

Nisa teringat dengan kejadian kemarin. Ketika itu, dia baru saja pulang dari sekolah. Saat masuk rumah, segera ditemuinya Ibunya yang sedang memasak di dapur.

“Bu…Bu… lihat”, katanya sambil berjingkat-jingkat penuh kegirangan.
Ibunya menengok sebentar ke arah Nisa, kemudian kembali sibuk mengaduk-aduk masakannya di panci, “Lihat apanya?”
“Lihat ini dong Bu, bagus sekali kan”, kata Nisa sambil mengangkat kaki kirinya, menunjukkan sepatu baru yang sedang dipakainya.

Ibunya menengok sekali lagi sambil berkata, “Iya, bagus sekali sepatu yang kau pakai. Omong-omong, sepatu itu pinjam dari siapa?”

“Ah Ibu, ini sepatu milikku”, kata Nisa dengan nada gembira.
“O begitu. Lho, jadi kamu sudah membuka tabunganmu ya. Memangnya sudah terkumpul banyak uang tabunganmu?”, tanya ibunya.
“Tidak, uang tabunganku masih utuh di dalam celengan. Sepatu ini aku dapat dari Amanda. Dia yang memberikannya untukku”
“Ah masak sih, kok bisa begitu?”, tanya ibunya tidak percaya. “Ingat, kamu jangan suka meminta-minta lho pada teman-temanmu”, lanjutnya.

“Tentu tidak dong Bu”, sergah Nisa, “ceritanya begini: kebetulan Amanda membeli sepatu baru minggu lalu, tapi ternyata sepatu itu kebesaran sedikit. Karena itu Amanda menawarkannya kepadaku. Lantas aku coba, kok pas sekali untukku. Lalu Amanda memberikannya untukku”.

“Wah beruntung sekali kamu Nisa. Apakah ayah dan ibu Amanda mengetahuinya?”, tanya ibu Nisa.
“Tentu saja Bu. Mana berani Amanda memberikannya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mereka baik sekali ya Bu”, kata Nisa.
“Iya. Tapi aku yakin Bapakmu tidak akan suka”, kata ibu Nisa sambil tetap memasak.
“Tidak mungkin dong Bu”, kata Amanda yakin, “Bapak pasti juga akan gembira”.
“Tunggu saja kalau Bapak pulang nanti”, wanti-wanti ibunya.

Benar. Ketika ayahnya pulang ke rumah setelah seharian mengemudi becak, Nisa langsung menyambutnya dengan memamerkan sepatu barunya. Tapi jawaban ayahnya seperti perkiraan ibunya tadi.

“Apa? Kau diberi sesuatu lagi oleh temanmu. Cepat kembalikan. Kita sudah menerima pemberian terlalu banyak dari mereka Nisa. Dulu tas dan peralatan tulis-menulis. Bulan lalu seragammu juga diberi oleh ayah Amanda serta uang sekolahmu dilunasinya ketika Bapak tidak punya uang. Sudah tidak terhitung lagi pemberian mereka kepada kita”
“Tapi Pak, Amanda memberikannya dengan ikhlas kepadaku”, kata Nisa membela diri.

“Betul. Bapak tidak menyangkal ketulusan hati mereka. Tapi ini sudah terlalu banyak. Mereka selalu membantu kita, tapi apa yang bisa kita berikan kepada mereka? Tidak ada”, kata ayah Nisa dengan sedih.

“Mereka tidak mengharapkan balasan dari kita Pak”, kata Nisa mencoba meyakinkan ayahnya.
“Tidak. Pokoknya sepatu tersebut harus dikembalikan segera”, jawab ayah Nisa dengan tegas. “Dan jangan menerima lagi pemberian mereka. Keluarga Pak Ahmad memang baik sekali, tetapi kita tidak bisa terus-menerus menerima bantuan dari mereka tanpa kita bisa membalasnya. Apa yang bisa kita berikan kepada mereka, mereka itu kaya sekali dan tidak memerlukan sesuatu dari kita yang miskin ini”.

“Tapi Pak…”, Nisa mencoba menawar.
“Tidak ada tetapi, ini sudah menjadi keputusan Bapak. Sepatu itu sudah harus dikembalikan besok”.
“Ya Pak’, kata Nisa menyerah.

Amanda memandang wajah Nisa yang sedih ketika menceritakan alasannya mengembalikan sepatu pemberiannya tersebut.
“Ya sudah, nggak usah sedih. Bagaimana kalau sepatu ini tetap kamu simpan saja, tidak usah bilang ayahmu”, kata Amanda menghibur.

“Tidak bisa. Aku sudah janji pada Bapak untuk mengembalikan sepatu ini”, kata Nisa.
“OK. Aku simpankan dulu ya sepatu ini, nanti jika ayahmu sudah tidak marah lagi, kamu boleh mengambilnya lagi”
“Baiklah Amanda, kamu baik sekali. Kamu memang sahabatku yang sejati”, kata Nisa sambil memeluk sahabat karibnya itu.

Keesokan harinya, Amanda tidak masuk sekolah. Nisa mencari-cari ke manapun di sekolah tapi Nisa tetap tidak tampak juga. Pada jam pelajaran ketiga Pak Guru memberi pengumuman kepada murid-murid sekelas Nisa:
“Anak-anak, ada kabar buruk. Pak Ahmad, ayah Amanda mengalami kecelakaan mobil pagi tadi. Beliau terluka parah dan sekarang berada di rumah sakit memerlukan darah yang cukup banyak. Bapak akan segera meminta guru-guru untuk mendonorkan darah bagi Pak Ahmad. Kalian dibolehkan pulang lebih awal.”

Anak-anak segera berebut keluar kelas untuk pulang. Nisa juga segera keluar ruangan dan berlari menuju ke tempat ayahnya biasa mangkal. Terlihat ayahnya masih duduk di atas becaknya menunggu calon penumpang. Nisa bergegas menemuinya dan menceritakan pengumuman Pak Guru tadi.

Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit dan menuju ke ruang gawat darurat di mana ayah Amanda dirawat. Setelah ayah Nisa menjelaskan maksud kedatangannya, seorang kerabat Pak Ahmad menunjukkan jalan ke ruang PMI untuk donor darah. Setelah darahnya diambil, terlihat para guru sekolah Amanda berdatangan dan sebagian mendonorkan darahnya. Berkat sumbangan darah dari ayah Nisa dan para guru, kondisi Pak Ahmad segera membaik.

“Terima kasih banyak, Pak Arif”, kata Pak Ahmad pada saat menengok Pak Ahmad di rumah sakit. “Berkat bantuan Pak Arif, saya bisa pulih kembali seperti sediakala”.

“Ah tidak Pak, itu memang sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Apalagi kan selama ini keluarga Pak Ahmad sudah sangat sering membantu kami, tanpa kami mampu membalasnya”, kata ayah Nisa.

“Pak Arif tidak perlu memikirkan untuk membalasnya. Kami melakukan semuanya selama ini dengan ikhlas. Nisa kan teman Amanda yang paling akrab dan sering membantu Amanda dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Saya kira itu sudah cukup. Karena itu terima kasih Pak Arif telah menyelamatkan nyawa saya”, kata ayah Amanda sambil tersenyum.

“Sama-sama Pak, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang tak terhitungkan selama ini”, kata Pak Arif.
Nisa dan Amanda saling berpandangan dengan gembira mendengar percakapan kedua orang tua mereka.

“Kalau begitu, boleh kan saya memberikan sepatu saya kepada Nisa”, tanya Amanda.
“Tentu saja, tentu saja Amanda. Begitu kan Pak Arif. Ini sebagai ungkapan terima kasih kami”, kata ayah Amanda cepat-cepat.
“Baiklah”, jawab ayah Nisa tidak mampu menolaknya.

“Horeeeeeeeeee”, teriak Amanda dan Nisa bersama-sama sambil melompat-lompat gembira.
“Ha….ha….ha….”, ayah ibu Amanda dan Nisa tertawa berderai melihat kelakuan kedua anak itu.

Ok teman... semoga saja ya kamu senang dengan kehadiran cerpen persahabatan diatas. 

·